Banda Aceh - Mendengar kata
‘museum’ identik dengan benda-benda purba atau langka yang telah jarang ada di
sembarang tempat (antik). Terdapat anekdot yang mengatakan kecenderungan
masyarakat mengunjungi museum hanya dua kali seumur hidup, yaitu saat mengenyam
pendidikan seperti sekolah atau kuliah dan saat telah memiliki cucu.
Rahmadhani Sulaiman, M.Bus,
Kepala Museum Tsunami Banda Aceh, saat menghadiri acara Sosialisasi Duta Museum
Aceh 2012 di Hotel Grand Nanggoe Banda Aceh (11/12/2012) mengatakan, “Pelajar
baru akan mengunjungi museum saat memperoleh tugas dari sekolah atau kampus.
Kedua, saat kita telah memiliki cucu barulah akan mengunjungi museum sekedar
untuk memperkenalkan sejarah kepada generasi penerus. Padahal museum dapat
dijadikan sarana edukasi yang baik untuk segala kalangan usia”.
Di sela-sela acara, Rahmadhani mengajukan
beberapa pertanyaan dan masukan yang diharapkan dapat menjadikan museum tak
hanya sebagai sarana wisata tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat.
“Anekdot yang menjadi pencitraan
negatif terhadap museum inilah yang harus kita hilangkan. Sehingga diharapkan
dengan adanya Duta Museum dapat menciptakan berbagai program yang menarik
sehingga masyarakat dapat secara rutin mengunjungi museum” katanya.
Museum memiliki banyak cerita
yang dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, misalnya Museum Tsunami
yang menyediakan tidak hanya benda-benda peninggalan tsunami tetapi juga
memberikan pemahaman dan pelajaran mengenai penanggulangan bencana seperti
gempa. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian khusus agar masyarakat tak
hanya mengunjungi museum sekedar untuk berwisata (hanya melihat benda-benda
yang ada atau menikmati keindahan arsitektur museum), tetapi juga mendapat ilmu
dan pelajaran untuk lebih sigap mengantisipasi bencana yang mungkin akan
terjadi di masa yang akan datang.
“Maka ini menjadi tugas bagi Duta
Museum untuk menciptakan program-program edukasi dan keislaman. Di antara
program kerja yang akan kita lakukan seperti membuat website dan blog tentang
museum agar masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang museum,
kontribusi dan kerjasama antara duta-duta museum seluruh Indonesia, termasuk
sosialisasi kapada seluruh museum di Aceh misalnya Museum Tsunami untuk
menyediakan infomasi tentang penanggulangan bencana dan tsunami, serta
program-program lainnya” jelas Mujiburrizal, Duta Museum Aceh 2012 yang
terpilih mewakili provinsi Aceh. [Nela]
Bisakah di museum untuk kegiatan seminar dan workshop tentang pariwisata halal untuk komunitas blogger di aceh? mohon informasinya. terimakasih dn salam.
BalasHapuszainuri@gmail.com